Catatan Perjalanan :

Keliling Setengah Amerika

 

42.   Di Bawah Purnama, Kami Kembali Ke New Orleans

 

Jalan I-49 adalah jalan bebas hambatan yang membelah barat laut – tenggara dari wilayah negara bagian Louisiana yang pada umumnya berupa kawasan datar dan terbuka. Jalan ini berada sejajar dengan sungai Red River yang bermuara di sungai Mississippi. Namun karena kami melintasi daerah itu pada saat malam hari, sehingga tidak dapat melihat apa-apa selain hanya tampak adanya kawasan alam terbuka. Di garis horizon arah tenggara tampak rembulan mulai memancarkan cahayanya, menciptakan bayangan silhouette pepohonan yang tumbuh di sana-sini.

 

Kami yang sedang melaju ke arah tenggara menjadi seakan-akan sedang disongsong oleh terbitnya rembulan. Mula-mula langit di ujung dunia arah tenggara agak berawan sehingga hanya cahaya cerah saja yang tampak. Namun semakin malam langit semakin cerah, rembulan mulai menampakkan bentuknya ketika berada pada posisi sekitar 10 derajat.

 

Terlihat bulan penuh dengan latar belakang langit yang tampak bersih dan latar depan bentang alam terbuka luas. Rupanya malam itu memang sedang bulan purnama. Hari Sabtu Pahing, tanggal 15 Juli 2000 adalah bertepatan dengan penanggalan rembulan, malam 14 Rabi’ul Akhir (Bakda Mulud) 1421 kalender Hijriyah.

   

Semakin malam, jalan bebas hambatan I-49 semakin sepi. Sekali dua kali saya menyalip atau disalip oleh kendaraan lain. Sekali dua kali juga saya berpapasan dengan kendaraan lain yang berada di lajur yang berlawanan arah yang terpisah oleh median jalur hijau bersemak. Di tengah sepinya malam, rasanya kami seperti sedang berjalan menuju ke bulan yang berbentuk bulat penuh yang berada tepat di arah depan kami. Kalaupun saat itu tidak ada siapa-siapa menyertai perjalanan kami kembali ke New Orleans, maka setidak-tidaknya ada bulan purnama yang bergerak semakin tinggi yang terus menemani di depan kami.

 

Di malam hari terakhir perjalanan kami, yang ada di pikiran kami hanya pokoknya malam itu juga langsung pulang ke New Orleans. Oleh karena itu, rasa kantuk, capek dan letih, seperti termanipulasi dengan semangat untuk segera tiba di New Orleans. Tetap dengan menjaga kewaspadaan, tentunya.

 

Tidak terasa, menjelang tengah malam saya sudah mendekati ujung selatan jalan I-49. Di kota Opelousas saya keluar dari jalan I-49 dan berpindah masuk ke jalan Hwy 190 yang mengarah ke timur guna mempersingkat jarak menuju ke kota Baton Rouge, ibukota Louisiana. Sekitar satu jam kemudian kota Baton Rouge saya lintasi di pinggirannya saja karena saya segera berpindah ke jalan bebas hambatan I-10 yang menuju ke timur. Dari Baton Rouge tinggal sekitar 126 km lagi untuk sampai ke New Orleans atau sekitar satu setengah jam perjalanan. Anak-anak sudah terlelap tidur sejak tadi di jok belakang mobil.  

 

Malam semakin larut, namun bulan purnama masih setia mengantarkan kami, bahkan hingga kami berhenti di depan apartemen di New Orleans. Saat itu waktu menunjukkan sekitar jam 02:00 dini hari dan sang purnama sudah berada tinggi di atas angkasa. Berarti sudah masuk hari Minggu, 16 Juli 2000.

 

Perjalanan panjang lima belas hari mengelilingi setengah daratan Amerika belahan timur telah usai. Secara geografis memang belum sampai setengahnya, namun secara administratif kami telah mengunjungi dan melintasi 33 negara bagian dan ibukota Washington D.C., dari 48 negara bagian yang ada di daratan Amerika. Jarak sejauh 5.500 mil (8.800 km) telah kami jalani dengan menghabiskan 186 gallon (704 liter) bahan bakar minyak. Jarak yang jauhnya kira-kira hampir sama dengan dari Sabang sampai Merauke pulang-pergi.

 

***

 

Alhamdulillah”. Kami semua bersyukur bahwa perjalanan panjang telah berjalan dengan lancar dan kami telah tiba kembali ke New Orleans dengan selamat. Tidak kurang suatu apapun, kecuali tabungan yang terpotong oleh tagihan kartu kredit. Namun memang sudah menjadi komitmen kami kemudian, meskipun kedengaran aneh dan mengada-ada, bahwa itu adalah bagian dari sebuah “investasi”.

 

“Investasi” yang sama sekali tidak kami harapkan hasilnya segera, melainkan sekedar sebuah angan-angan dan harapan. Bahwa kelak, kalau anak-anak besar nanti ingin memahami lebih jauh tentang apa saja yang dapat dipelajari dari negeri besar ini, atau barangkali hanya sekedar ingin napak tilas sepenggal pengalaman masa kecilnya di negeri besar ini, hanya ada satu cara untuk mencapainya : “belajar dan bekerja keras”.

 

Apakah ini “investasi” yang menjanjikan keuntungan? Kami belum tahu jawabannya. Tapi kami tahu pasti bahwa kami tidak rugi, meskipun tidak untung-untung amat. Keuntungan yang saya yakini sebagai sebuah kenisbian, tidak absolut dan tak terdefinisikan.

 

Kalau kemudian kami masih memendam keinginan untuk melanjutkan melengkapi sebuah obsesi dengan mengunjungi wilayah-wilayah lain di daratan Amerika ini, maka itu juga adalah bagian dari “investasi”. Yang jelas, kami telah dan akan melihat Amerika, lebih banyak dari yang pernah dilihat oleh umumnya orang Amerika sendiri.

 

Dan….., masih banyak lagi yang ingin kami lihat. Mewujudkan sebuah obsesi, melengkapi sebuah “investasi”. Insya Allah.-

 

 

New Orleans, 25 Januari 2001

Yusuf Iskandar

 

[Sebelumnya][Kembali][Berikutnya]